Selasa, 12 November 2019

THE OFFICE OF RELIGIOUS AFFAIRS (KUA) - MARRIAGE DOCUMENT PROCESS - PART 4 (Mix Marriage : Indian-Indonesian Couple)



Hi guys,

Welcome back here ^_^ Seneng deh kalian balik lagi ke sini dan masih setia baca tulisan-tulisan di blog aku ^_^ Postingan ini masih tentang pengurusan dokumen pernikahan campuran (WNI and WNA India) ya, harap bersabar ya hahaha Kalau kalian akan menikah dengan WNA seperti inilah proses keribetannya. Kalau pernikahan sesama WNI ribet ngurus acara resrepsinya nah kalau pernikahan campuran itu ribetnya urus dokumen-dokumennya dan urusan acara resepsi atau pesta-pesta itu nomer kesekian hahaha.
Langsung aja yesss……

KUA
Tanggal 30 Agustus 2019, aku ke KUA masih di temenin mama. Kenapa gak sama calonnya? Calon aku gak tinggal di Indonesia say. Ketika kamu memutuskan untuk menikah dengan WNA, kamu harus mandiri, ngurus apa-apa sendiri karena dia gak tinggal satu negara sama kamu. (kecuali kalo WNA nya kerja dan stay di Indonesia ya). Apa aja dokumen yang harus di bawa?

WNI (dokumen aku) :


1.       Fotokopi akta kelahiran WNI (1 lembar)

2.       Fotokopi KTP WNI (1 lembar)

3.       Fotokopi KK WNI (1 lembar)

4.       Fotokopi ijazah terakhir WNI (1 lembar)

5.       Fotokopi surat pengantar nikah yang sudah di tandatangan dan stempel RT dan RW (1 lembar)

6.       Surat pengantar nikah dari kelurahan (2 lembar aslinya)

7.       Sertifikat layak kawin dari Puskesmas (1 lembar aslinya)

8.       Pas Photo background biru ukuran 2 x 3 : 4 lembar dan 4 x 6 : 1 lembar

9.       Surat pernyataan belum pernah menikah yang sudah aku tandatangan di atas materai dan sudah di tandatangan serta di stempel RT dan RW.

WNA India (dokumen calon suami) :


1.       NOC for marriage (asli dan fotokopinya). Cara dapatin NOC for marriage bisa klik link berikut ya https://kimberliajadeh.blogspot.com/2019/10/noc-for-marriage-marriage-document.html

2.       NOC for marriage yang sudah di terjemahkan di sworn translator (asli dan fotokopinya). Penjelasan tentang sworn translator silahkan klik link ini https://kimberliajadeh.blogspot.com/2019/10/sworn-translator-marriage-document.html

3.       Fotokopi akte kelahiran calon suami

4.       Akte kelahiran calon suami yang sudah di terjemahkan di sworn translator (asli dan fotokopinya).

5.       Fotokopi Passport calon suami yang masih berlaku.

6.       Melampirkan data kedua orangtua WNA. Ini aku ketik sendiri, tujuan melampirkan ini agar tidak ada penulisan yang salah nanti di buku nikah.

7.       Fotokopi Aadhar card (kalau di Indonesia seperti KTP)

8.       Aadhar card calon suami yang sudah di terjemahkan di sworn translator (asli dan fotokopinya)

9.       Fotokopi Ration card (kalau di Indonesia seperti KK)

10.   Ration card calon suami yang sudah di terjemahkan di sworn translator (asli dan fotokopinya)

11.   Pas Photo background biru ukuran 2 x 3 : 4 lembar dan 4 x 6 : 1 lembar

12. Surat tanda melapor dari Polres (asli dan fotokopi 1 lembar)

Pas aku dateng ke KUA rame banget karena lagi ada acara nikah di sana, nah di meja resepsionisnya kosong. Aku sama mama nunggu, akhirnya ada Bapak-Bapak yang nyamperin, terjadilah percakapan berikut :

Si Bapak               : “Mau ngurus apa mba?”
Aku                        : “Mau daftar nikah Pak.”
Si Bapak               : “Belum ngomong sama siapa-siapa kan?”
Aku                        : “Belum.”
Si Bapak               : “Ya udah sini mba.” Si Bapak ngajak aku untuk ke meja kerjanya.
Aku sama mama masuk ke ruangannya. Dalem hati udah tau sih kayak gimana endingnya nanti.
Si Bapak               : “Mana sini mba berkasnya.”
Aku kasih berkas-berkas aku dan si Bapak meriksa satu-satu.
Si Bapak               : “Oh WNA ya mba calonnya.”
Aku                        : “Iya Pak.”
Si Bapak               : “Mau ngasih berapa mba?”
Aku                        : “Hah?” (pura-pura bego maksudnya)
Si Bapak               : “2 juta ya mba.” (sambil ketawa-ketawa)
Aku                        : “Kaka saya gak segitu Pak dulu.” (di kata aku gak ngerti kali, fyi, kaka aku juga nikah sama WNA, tapi WNA Italia)
Si Bapak               : “Bisa aja mba Rizki.” (sambil ketawa-ketawa)
Aku                        : “Ya udah 1 juta. Tapi nanti saya kasih pas setelah acara. Sekarang saya cuma mau bayar yang 600 ribu aja, yang untuk pemerintah.”
Si Bapak               : “Ya udah mba bayar di sini aja.”
Aku                        : “Kan bayarnya transfer ke bank Pak?”
Si Bapak               : “Gak apa-apa sama saya bisa kok, nanti saya kasih tanda buktinya.”
Karena aku gak mau ribet, akhirnya aku bayar sama si Bapak dan di kasih tanda buktinya.
Si Bapak               : “Ini surat lapor kepolisiannya  belum ya mba.”
Aku                        : “Kaka saya dulu gak pake surat itu, lagipula di peraturan menteri agama juga gak ada, nanti saya kasih aja fotokopi stempel imigrasi dari paspor calon saya.”
Si Bapak               : “Oh ya udah.”
Aku                        : “Nanti 2 minggu sebelum acara saya hubungin Bapak ya.”
Si Bapak nulis nomer hp nya di tanda bukti bayar 600 ribu tadi. Ternyata Bapak ini nanti yang jadi penghulu aku.

Biaya nikah (weekend) Rp 600.000 plus uang untuk penghulu Rp 1.000.000.

                Alhamdulillah akhirnya kelar sudah urusan dokumen daftar nikah. Leganya ^_^ Jangan lupa follow ya jadi kalian bisa dapet notifikasi kalau aku update tulisan lagi. ^_^

Thank you for stopping here and read this. Feel free to contact me if you need an English version.

Find me on Instagram @SheisRizki dan Youtube Channel "QNaInLove RN"






Tidak ada komentar:

Posting Komentar